Musim gugur tahun lalu ketika berada di Berlin saya dan beberapa teman-teman mengikuti perkembangan Energy di Indonesia dalam sebuah seminar yang diadakan di Rathaus Berlin oleh PPI Jerman. Seminar ini bertujuan untuk mencari energy alternatif baru di Indonesia sebagai akibat kelangkaanya sumber energy di Indonesia dan ketidakseimbangannya pertumbuhan sumber energy dengan pertumbuhan penduduk. Dalam sebuah diskusi yang hangat sempat dibahas mengenai rencana pemanfaatan teknology nuklir dimasa mendatang di Indonesia. Dalam sebuah diskusi ternyata bahwa Korea Selatan menawarkan bantuan untuk membangun PLTN di Indonesia, dan ternyata juga bahwa Korea Selatan telah sama-sama memulai mempelajari teknologi Nuklir bersama-sama Indonesia dari tahun 70an, walaupun hasil akhirnya dapat kita lihat sekarang ini di antara kedua negara. Kita sangat jauh ketinggalan sekarang.

Setelah beberapa bulan disimpan di dalam kepala, karena kemampuan menulis saya yang masih amatiran, akhirnya selesai juga setelah membaca buku ini yang menerangkan Berapa bahayanya radiasi dari Nuklir.

Di Indonesia ada pihak yang pro dan kontra tentang pemanfaatan teknologi nuklir dimasa mendatang. Tapi saya tidak berada di antara mereka, saya Cuma menjelaskan tentang seberapa bahayanya nuklir bagi umat manusia.

Gambar tingkat ledakan nuklir berikut peristiwa yang terjadi

Sekarang kita lihat contoh tentang ledakan Nuklir di Chernobyl, Russia (sekarang wilayah Ukraina) pada tahun 1986. Uni Soviet (Rusia) pada masa itu adalah negar super power setelah Amerika dan mereka memiliki teknologi yang sangat maju pada jamannya. Beberapa puluh tahun setelah ledakan nuklir yang terburuk dalam sejarah tersebut dapat kita lihat dampaknya terhadap penduduk di sekitar reaktor nuklir tersebut. Begitu juga sebulan yang lalu reaktor Fukushima di Jepang meledak setelah di dahului gempa 8 SR dan Tsunami yang tidak kalah dahsyatnya dari Tsunami Aceh 2004. Reaktor tersebut memang rencananya akan di nonaktifkan pada akhir April 2011 ini setelah beroprasi selama 40 tahun menopang ekonomi Jepang. Ingat, Jepang pada saat ini juga berada pada negara paling maju di jamannya walaupun reaktor tersebut sudah termasuk tua. Saya sedikit membayangkan apa yang akan terjadi setelah 30-40 tahun kemudian di Jepang, setidaknya efeknya akan sedikit banyak menyamai efek Chernobyl. Yang jelas keduanya kewalahan setelah terjadi ledakan di reaktor masing-masing.

Penjelasan yang paling penting sebelum membangun PLTN adalah bagaimana kalau terjadi ledakan seperti yang terjadi di Chernoby atau Fukushima?. Terjadi  radiasi? Dan berapa bahayanya radiasi tersebut terhadap makhluk hidup?.

Radiasi terdiri dari beberapa sub atom partikel yaitu Sinar Gamma, Neutron dan Elektron yang menyebar melalui ruang dengan kecepatan 100.000 mil per detik. Mereka dapat dengan mudah melakukan penetrasi terhadap tubuh manusia, melakukan perusakan terhadap sel biologi (DNA) yang membentuk sel-sel tubuh. Kerusakan ini berakibat terjadinya kanker yang sangat parah atau mengganggu reproduksi sel dalam tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan genetik di keturunan selanjutnya atau anak cucu. Bahaya radiasi kelihatan seperti kuburan, dan beberapa orang yang terkena partikel radiasi akan menjadi hal yang benar-banar serius mengingat ini akan berlajut ke anak cucu kita. Seperti dalam buku The Careless Atom, S Novick, dijelaskan bahwa bahaya

“ketika salah satu partikel atau sinar ini bertabrakan dengan material, mereka bertabrakan dengan sangat keras dengan atom atau molekul. Jika ini terjadi pada sel manusia makan akan benar-benar menjadi sebuah bencana. Sel- sel di dalam tubuh dapat mati, sel tersebut sebenarnya dapat di recovery tetapi dalam hal ini tidsak lagi. Setelah beberapa minggu , bulan atau tahun kejadian ini terus menerus berlangsung maka akan terjadi ketidakseimbangan atau ketidakmampuan mengontrol yang kita sebut dengan penyakit kanker“

Sebelum kita mulai menitikan air mata terlalu banyak, seperti yang terjadi di Jepang terhadap korban yang di serang salah satu partikel radiasi ini. Kita perlu tahu bahwa setiap korban yang di serang sekitar 15.000 partikel radiasi perdetik setiap hidupnya maka selama setahun total partikel ini akan berjumlah sekira 500.000.000.000 (500 miliyar) bila diasumsikan hidup rata-rata orang Indonesia selam 70 tahun, maka selama hidup total partikel ini berjumlah 350.000.000.000.000 (350 Triliun) yang berasal dari sumber utama yag disebut diatas tadi yaitu sinar gamma, neutron dan elektron. Tapi dengan kecanggihan teknologi terbaru kita dapat mendeteksi satu sinar lagi yaitu Sinar X (X-Ray).

Dengan semua radiasi yang di paparkan diatas bagaimana bisa kita tidak akan mati oleh nya?. Jumlah yang sangat luar biasa banyak ini yang menyebabkan kanker di dalam tubuh korban dan setiap partikel memiliki potensial untuk melakukannya. Tidak ada tingkat radiasi dalam sebuah skala ledakan nuklir yang benar-benar aman untuk makhluk hidup. Hal ini seperti probabilitas menghindar kita satu diantara 350.000.000.000.000 partikel radiasi yang berada dalam sel tubuh. Setiap saat partikel radiasi akan menyerang kita, kita seperti berperang di Fatal Game Residen Evil  yang hasil akhirnya cuma satu yaitu lakon utamanya mati. Tentu saja hal ini tidak lucu karena kita diperangi oleh musuh yang jumlahnya 350 triliun yang pasti ikut merusak prose kimia, fisika dan proses biologi di dalam tubuh yang menyebabkan terciptanya bentuk-bentuk penyakit baru apa saja terhadap manusia akibat kelainan genetik.

Berada jauh dari jarak ledakan nuklir untuk mengurangi tingkat radiasi adalah jalan yang paling mungkin dipilih, kita tidak bisa menghindari secara total. Menurut laporan NRCP „Natural Background radiation di US“ menyatakan bahwa kita dapat mengurangi sekitar 10% bahaya radiasi dengan hidup di sebuah rumah kayu di banding dengan brick atau rumah semen karena brick dan semen mengandung radioaktif yang banyak seperti uranium, thorium dan potassium.

Memang hidup ini penuh dengan resiko, sebagai contoh kecil dari makanan yang biasa kita makan sehari-hari , mereka mungkin saja mengandung bahan kimia yang menyebabkan kanker, kita tetap saja memakannya, contoh terakhir mungkin cuma contoh kecil dari kasus diatas. Kadang kita berjalan dan mengendarai kendaraan mungkin saja terjadi kecelakan yang fatal. Tapi untuk kasus diatas peluang untuk lolos lumayan besar jika kita bandingkan dengan peluang satu diantara 350 triliun kemungkinan.

Memang beberapa cara untuk menghasilkan energi memiliki efek yang fatal terhadap kelangsungan umat manusia, batu bara dan minyak dapat habis sewaktu-waktu dan juga menyebabkan polusi udara yang juga dapat menyebabkan kematian, menggunakan gas alam bisa saja menyebabkan terjadinya ledakan atau kebocoran seperti Lumpur lapindo di Sidoarjo. Mungkin sudah saatnya kita harus beralih memikirkan teknologi penghasil energi yang ramah linkungan dan juga aman bagi manusia.

sumber : Bernard L Cohen, Before it’s too late ( A Scientist’s case for Nuclear Energy), Wikipedia dan BBC News

 di luncurkan langsung dari Pustaka Univ Duisburg Essen

Duisburg, 15 Celcius and Wind 24 km/h

Bayu van Adam

3 thoughts on “Bahaya radiasi energi nuklir

  1. postingan yang sangat bermamfaat sekali,, sudah saatnya kita memikirkan energi yang aman bagi kita, PLN sudah tidak bisa di harapkan… saya setiap minggu harus gonta ganti bola lampu… karena PLN ngak stabil kadang mati, kadang idup… mumkin sudah waktunya kita untuk pindah ke Tenaga Surya. kalau tenaga surya, kita ngak perlu memikirkan pembayaran rekening tiap bulan kadangkala membengkak. selama matahari masih ada, kita tidak ada kekurangan listrik, masalahnya sekarang.. biayanya TERLALU MAHAL…. jutaan


  2. berikut ini saya lampirkan web adress yg berisi sedikit gambaran timeline perkembangan teknologi reaktor nuklir
    silakan menilai sendiri

    1. Terima kasih mas Tri atas attach gambarnya. Tapi setiap info yang saya baca harus saya ketahui sumber referensinya dulu. Tulisan saya ini referensinya adalah Bernard L Cohen, Before it’s too late ( A Scientist’s case for Nuclear Energy).

Leave a comment